Star7tv.com|Batujaya – Karawang Andi Sonjaya tak bisa menahan rasa bahagianya usai dilantik menjadi Bintara Polri setelah mengenyam pendidikan dan pelatihan selama lima bulan di SPN Polda Jawa Barat. Anak sopir angkot di Bandung itu mendapat nilai terbaik.
Pria kelahiran Bandung, 14 Agustus 2001 itu juga menjadi peserta didik terbaik karena menjadi lulusan dengan nilai tertinggi dari aspek kesehatan dan kesamaptaan jasmani, serta peringkat tertinggi dari aspek penggabungan nilai aspek akademis, mental kepribadian, dan kesamaptaan.
Pencapaian Andi tentunya tak lepas dari doa dan usaha keras yang dijalani orang tuanya, terutama sang ayah Udin Sudrajat yang berprofesi sebagai sopir angkutan kota (angkot) di Kota Bandung, jurusan Cicadas-Elang.
Momen pelantikan Andi di SPN Polda Jabar, Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, Kamis (7/7/2022), juga menjadi momen penuh haru saat anak kedelapan dari delapan bersaudara itu sungkem di hadapan sang ayah untuk menghaturkan terima kasih sambil menangis tersedu-sedu.
“Kami merasa bangga sekali anak sopir angkot bisa jadi polisi, pangkat brigadir. Jadi saya mohon maaf kalau campur aduk bicaranya, karena saya cuma sopir angkot jurusan Cadas-Elang,” ujar Udin di sela upacara pelantikan
Udin mengatakan dirinya merupakan sopir angkot yang tak tamat sekolah dasar. Dia bangga bisa mengantar anaknya menjadi polisi dengan nilai terbaik.
Perjuangan orang tua untuk membesarkan anaknya memang tidak bisa dipandang sebelah mata. Sesulit apapun kondisinya akan coba ditaklukkan, seperti perjuangan bapak-bapak sopir angkot di video unggahan tersebut
Tampak pria sepuh dengan setelan jas hitam itu hadir di pelantikan anaknya yang telah resmi menjadi polisi. Bahkan sang ayah terlihat langsung berlari dan memeluk anaknya sambil menangis haru.
Namun momen ketika anaknya yang bertubuh tinggi tegap itu langsung ambruk bersujud di kaki ayahnnya lah yang sukses membuat publik terenyuh. Pasalnya sang anak sama sekali tidak beranjak dari posisinya sekalipun ayahnya terus berusaha mengajaknya berdiri.
Momen ini sendiri sudah cukup membuat publik ikut meneteskan air mata, mengapresiasi besarnya perjuangan ayah dan anak tersebut untuk menyongsong cita-cita besar di depan.
Kemudian sopir angkot itu diberi kesempatan untuk memberikan sambutan di podium, bahkan menghadap langsung kepada jajaran petinggi polisi yang duduk di kursi khusus.
Tampak jelas anaknya yang terus berusaha menjaga ekspresi wajahnya, sekalipun menurut warganet ia seperti sedang menahan tangis.
“Demi Allah, Pak, kami nggak tamat SD itu, Pak. Tidak mungkin jadi sopir angkot kalau sekolahnya tinggi. Makanya bangga sekali,” ujarnya, kali ini terlihat beberapa kali memukul punggung anak laki-lakinya sebagai wujud kebanggaan.
Bapak ini lantas membanggakan anaknya sebagai sosok yang paling saleh di antara saudara-saudaranya. Bahkan juga sempat berseloroh mungkin anaknya bisa mendapat pangkat yang lebih tinggi kalau ia berprofesi sebagai sopir taksi misalnya.
Sang ayah juga menyampaikan nasihat bijak soal pentingnya menjalani profesi, dalam hal ini sebagai polisi, dengan baik dan berpihak kepada masyarakat.
Mudah-mudahan ke depannya menjadi polisi yang baik. Anda itu sebagai polisi yang baik, harus berpihak kepada masyarakat. Kalau memang pengin memperkaya diri jangan jadi polisi, jadi pengusaha aja,” tegas pria itu kepada anaknya.
“Jangan jadi polisi (kalau ingin memperkaya diri), karena kita kan pengabdian,” sambungnya. “Kamu mudah-mudahan pengabdiannya ke polisi atau masyarakat itu harus bener-bener, mudah-mudahan balasannya di akhirat.”
Sekilas memang tidak ada yang salah dari nasihat bijak sang ayah. Namun publik mengaitkannya dengan berbagai tingkah oknum polisi di luar sana yang berkebalikan dari isi nasihatnya.
(Nata Wijaya)
