Star7tv.com – Lebak – Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Banten adalah salah satu unit manajemen di wilayah Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Barat dan Banten.Luas wilayah kerja KPH Banten berdasarkan PP 72 2010 tentang Perusahaan Umum (Perum) Kehutanan Negara dan SK Direksi Nomor 95/KPTS/DIR/06/2023 tentang Pembagian Kawasan Hutan Pada KPH Banten seluas 79.999,05 Ha berada pada wilayah administratif pemerintahan kabupaten dan kota yaitu Kabupaten Pandeglang (36.746,82Ha) Kabupaten Lebak (35.573,35 Ha) Kabupaten Serang (5.746,39 Ha) Kotamadya Cilegon (153,37 Ha) Kota Serang (177,52 Ha) Kota Tangerang (1.601,60 Ha), Provinsi Banten dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :
Sebelah Utara : Berbatasan dengan Laut Jawa
Sebelah Timur : Berbatasan dengan KPH Bogor dan KPH Sukabumi
Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Samudra Indonesia
Sebelah Barat : Berbatasan dengan Selat Sunda
Berdasarkan kesesuaian lahan kawasan hutan KPH Banten terbagi ke dalam 2 (dua) Kelas Perusahaan (KP) jati seluas 41.108,27 Ha dan KP Mahoni seluas 38.890,78 Ha
Fungsi Hutan :
HPT > 15 % seluas 28.873,35 Ha,
Hutan Produksi (HP) seluas 40.818,42 Ha
Hutan Lindung (HL) seluas 10.307,28Ha.
Berdasarkan PP 72 2010 tentang Perusahaan Umum (Perum) Kehutanan Negara dan SK Direksi Nomor 95/KPTS/DIR/06/2023 tentang Pembagian Kawasan Hutan Pada KPH Banten, KPH Banten terbagi dalam beberapa Bagian Hutan (BH) :
BH Carita luas 4.760,62 Ha
BH Cibaliung seluas 6.851,13 Ha
BH Cilegon seluas 3.866,39 Ha
BH Cimandahan seluas 10.825,85 Ha
BH Gunung Kancana seluas 7.522,67 Ha
BH Gunung Kendeng seluas 9.384,35 Ha
BH Kerta seluas 5.535,07 Ha
BH Leuwibalang seluas 8.240,98 Ha
BH Pandeglang seluas 6.616,99 Ha
BH Panyaungan seluas 7.437,27 Ha
BH Pasir cabe seluas 5.138,16 Ha
BH Sanggabuana seluas 2.217,97 Ha
BH Tanggerang seluas 1.601,60 Ha
Berdasarkan wilayah pengelolaan, KPH Banten terdiri dari 8 (delapan) Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) dan 25 (dua puluh lima) Resort Pemangkuan Hutan (RPH) dengan perincian sebagai berikut:
BKPH Serang = 6.811,53 Ha
RPH Anyer = 2.119,22 Ha
RPH Cilegon = 1.642,11 Ha
RPH Ciomas = 1.448,60 Ha
RPH Tangerang = 1.601,60 Ha
BKPH Pandeglang = 10.147,55 Ha
RPH Gunung Karang = 3.514,96 Ha
RPH Mandalawangi = 4.170,09 Ha
RPH Carita = 2.462,50 Ha
BKPH Sobang = 11.675,64 Ha
RPH Cigabel = 3.170,35 Ha
RPH Sobang = 4.363,02 Ha
RPH Talialas = 4.142,27 Ha
BKPH Cikeusik = 14.242,32 Ha
RPH Cikeusik = 3.432,16 Ha
RPH Cibingbin = 8.256,23 Ha
RPH Cibeureum = 2.553,93 Ha
BKPH Bayah = 5.748,92 Ha
RPH Bayah Selatan = 1.607,94 Ha
RPH Ciherang Selatan = 2.217,97 Ha
RPH Panyaungan Timur = 1.923,01 Ha
BKPH Malingping = 15.027,24 Ha
RPH Malingping = 3.906,32 Ha
RPH Kerta = 5.535,07 Ha
RPH Gunung Kendeng = 5.585,85 Ha
BKPH Gunung Kancana = 8.703,40 Ha
RPH Bojongmanik = 3.124,57 Ha
RPH Gunung Kancana Selatan = 2.122,15 Ha
RPH Gunung Kancana Utara = 3.456,68 Ha
BKPH Rangkasbitung = 7.642,45 Ha
RPH Cimarga = 2.125,66 Ha
RPH Cileles = 2.504,29 Ha
RPH Muncang = 3.012,50 Ha
namun dari 8 (delapan) BPKH yang ada, terdapat satu BPKH yang paling sering menjadi perhatian dan sorotan publik, Khususnya para aktivis dan pemerhati lingkungan. hal ini dikarenakan banyak di temukan dugaan pelanggaran dan kerusakan hutan yang disebabkan oleh banyaknya para pengusaha/penambang Batubara yang diduga ilegal, yang dengan leluasa melakukan eksploitasi batubara di wilayah BPKH Bayah. Selasa, 15/07/2025.
maka sah dan wajar saja bila publik menilai ada hal yang sangat tidak wajar dan sangat tidak masuk akal serta merasa banyak sekali kejanggalan dalam persoalan pertambangan Batubara di wilayah BPKH Bayah tersebut.
hal ini disampaikan oleh MARPAUSI selaku ketua LSM Abdi Gema Perak Kab.lebak dan TONI FIRMANSYAH selaku Ketua Aliansi Indonesia Posko Garuda sakti kab.lebak.
kami telah melayangkan surat permohonan audiensi kepada Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Banten, dan surat terebut telah diterima oleh mereka, namun sepertinya belum bisa terlaksana sesuai jadwal yang di ajukan.
sepertinya mereka (KPH) Banten udah gak mampu dan gak mau buat Beresin persoalan tambang batubara tersebut, malah lebih milih ngurusin kegiatan yg sifatnya seremonial dan pencitraan saja. Malah terkesan seperti melakukan proteksi dan perlindungan terhadap para pelaku eksploitasi Batubara tanpa ijin dikawasan perhutani BPKH Bayah,” Ucap Marpausi.
(Tim/Red)