Posyandu-Pos Ronda Terintegrasi Jadi Terobosan Baru Keamanan Lingkungan di Cipayung

Posyandu-Pos Ronda Terintegrasi Jadi Terobosan Baru Keamanan Lingkungan di Cipayung
Camat Cipayung, Muhammad Reza, saat terkonfirmasi di ruang kerja. (dok. Star7Tv/Roni)

DEPOK | Star7Tv – Kecamatan Cipayung menghadirkan inovasi penguatan keamanan lingkungan dengan meluncurkan model pos ronda–posyandu terintegrasi, sebuah konsep yang memadukan layanan publik pada siang hari dan fungsi keamanan pada malam hari.

Camat Cipayung, Muhammad Reza, menyebut model ini menjadi jawaban atas kebutuhan fasilitas yang efisien sekaligus efektif untuk menunjang pelayanan masyarakat dan menjaga lingkungan.

“Posyandu yang aktif di siang hari bisa langsung difungsikan sebagai pos ronda pada malam hari. Ini bentuk efisiensi lahan pemerintah yang kami optimalkan,” ujar Reza, di ruang kerja, Selasa, (9/12).

Sebagai informasi, mengenai pos jaga warga persis Pendopo bergaya Betawi jadi ikon baru, sejumlah kelurahan di Cipayung mulai membangun posyandu berdesain pendopo bergaya rumah Betawi. Bagian depan bangunan dibuat terbuka sehingga bisa difungsikan sebagai pos keamanan pada malam hari.

Reza berharap konsep ini menjadi standar baru penguatan siskamling di seluruh wilayah Cipayung, sekaligus memperbaiki citra pos ronda yang selama ini kurang terawat.

Terkait instruksi ronda dan pembenahan pos keamanan, Pihak kecamatan telah menginstruksikan lurah hingga ketua RT/RW untuk menyusun jadwal ronda, memperbaiki pos keamanan, serta memastikan aktivitas siskamling berjalan konsisten.

“Kami melihat masih ada beberapa wilayah yang sepi tanpa penjagaan. Keberhasilan siskamling sangat bergantung pada partisipasi warga,” tegas Reza.

Tak hanya titik pos jaga, pemetaan titik rawan dan penurunan tawuran, pihak Kecamatan juga memperbarui pemetaan titik rawan kriminalitas dan tawuran remaja. Kawasan Tanah Merah yang sebelumnya kerap terjadi bentrokan kini lebih kondusif setelah menjadi area batalyon.

Selain itu, wilayah Ratujaya juga terus dipantau meski laporan tawuran sudah menurun. Linmas, Babinsa, dan Bhabinkamtibmas diminta melakukan patroli rutin untuk memastikan keamanan tetap terjaga.

Adapun Mitigasi genangan dan penanganan “Banjir Abadi”
Selain keamanan, Cipayung turut memprioritaskan mitigasi genangan jelang puncak musim hujan. Salah satu titik yang disebut warga sebagai “banjir abadi” berada di sekitar TPA akibat sampah yang menutup aliran Kali Tangerang.

Lokasi tersebut telah ditinjau Wakil Wali Kota Depok dan kini masuk kajian teknis, termasuk kemungkinan pembangunan saluran besar atau penanganan tanah bergerak akibat timbunan sampah.

Pihak Kecamatan ajak warga rawat dan bangun Pos keamanan. Camat mengimbau warga merawat pos ronda yang sudah ada dan membangun pos baru di wilayah yang belum memiliki. Konsep integrasi posyandu–pos ronda dianggap sebagai solusi paling efisien.

“Dengan pos terintegrasi, siang untuk pelayanan masyarakat, malam untuk keamanan. Ini yang kami dorong agar menjadi budaya baru di Cipayung,” jelas Reza.

Dengan tegas ia mengajak warga turut bangun budaya keamanan bersama
Reza menegaskan bahwa agenda ini bukan hanya penguatan fasilitas, tetapi juga pembangunan budaya keamanan bersama.

“Melalui ronda terjadwal, pos terintegrasi, dan semangat lomba siskamling, kami ingin menumbuhkan kembali kesadaran menjaga lingkungan. Semoga ini menjadi momentum keamanan berkelanjutan,” tutupnya.

Camat Cipayung berharap dengan dukungan warga, penguatan posyandu terintegrasi, dan patroli aktif, Kecamatan Cipayung menargetkan terciptanya lingkungan yang lebih aman, responsif, dan siap menghadapi potensi kerawanan sosial serta cuaca ekstrem. (RN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *