Wonogiri, 26 September 2025 – Kabar baik bagi para petani di Kabupaten Wonogiri. Kementerian Pekerjaan Umum (PU) melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo tengah mengebut penyelesaian pembangunan jaringan irigasi primer untuk Daerah Irigasi (DI) Pidekso. Proyek strategis ini ditargetkan rampung pada Desember 2025 untuk segera mengoptimalkan manfaat Bendungan Pidekso bagi ketahanan pangan nasional.
Pembangunan jaringan irigasi ini merupakan tindak lanjut langsung
atas arahan Presiden Prabowo Subianto, yang menginginkan setiap bendungan yang
telah dibangun dapat segera memberikan manfaat nyata bagi sektor pertanian.
Menteri PU Dody Hanggodo, saat meninjau langsung progres
pembangunan pada Jumat (26/9/2025), menegaskan komitmen kementeriannya untuk
mempercepat proyek tersebut. Menurutnya, Bendungan Pidekso adalah salah satu
contoh infrastruktur yang penyambungan jaringannya menjadi prioritas utama.
“Ini salah satu contoh yang dikomentari Bapak Presiden, ada
bendungan tapi jaringan irigasinya belum tersambung ke sawah. Untuk Pidekso,
kami targetkan pembangunan jaringan primer kanan dan kiri sepanjang total 12 km
dapat selesai pada Desember 2025,” ujar Menteri Dody.
Dengan target tersebut, Menteri Dody melanjutkan, air dari
bendungan yang memiliki kapasitas tampungan 25 juta meter kubik (m3) itu dapat
segera mengaliri sawah seluas sekitar 237 hektare secara optimal. “Ke depan, kami pastikan tidak ada lagi bendungan yang tidak berfungsi
mengairi lahan pertanian,” tegas Menteri Dody.
Lebih lanjut, Menteri Dody menekankan bahwa
anggaran untuk pembangunan jaringan irigasi merupakan prioritas yang tidak akan
mengalami efisiensi atau pemotongan. Sebaliknya, Presiden justru menambah
alokasi dana untuk sektor ini demi mencapai dua tujuan utama.
“Presiden justru menambah anggaran untuk
irigasi, karena dua tujuan utama adalah mewujudkan swasembada pangan di tengah
kondisi geopolitik yang penuh tantangan, dan meningkatkan taraf hidup petani,”
tambah Menteri Dody.
Bendungan Pidekso sendiri merupakan bangunan
multifungsi yang tidak hanya dirancang untuk irigasi. Dengan luas genangan
mencapai 232 hektare, bendungan ini diproyeksikan mampu melayani total lahan
sawah seluas 1.493 hektare. Lahan tersebut terdiri dari 1.295 hektare lahan
fungsional di Kecamatan Giriwoyo dan Baturetno, serta 198 hektare lahan
potensial yang sebelumnya merupakan sawah tadah hujan.
Selain untuk pertanian, bendungan ini juga
berfungsi sebagai pemasok air baku bagi warga Wonogiri dengan kapasitas 300
liter per detik. Manfaat lainnya adalah kemampuannya mereduksi debit banjir
hingga 11% di wilayah hilir, karena posisinya yang terintegrasi dengan sistem
pengelolaan Sungai Bengawan Solo dan terhubung ke Waduk Gajah Mungkur. Potensi
sebagai destinasi wisata baru juga menjadi nilai tambah bagi perekonomian
lokal.
Kepala BBWS Bengawan Solo, Gatut
Banyuadji menjelaskan bahwa pembangunan DI Pidekso
dilakukan secara bertahap. Jaringan ini dirancang untuk menyuplai air hingga ke
daerah irigasi eksisting di Kecamatan Giriwoyo dan Baturetno yang berjarak
sekitar 30 km dari bendungan.
“Sebelum ada Bendungan Pidekso, petani hanya
mengandalkan air hujan atau pompa dari sungai, sehingga rata-rata hanya bisa
menanam padi sekali setahun. Setelah bendungan terbangun, petani sudah bisa
panen dua kali setahun,” jelas Gatut.
Gatut menambahkan, “Dengan
jaringan irigasi teknis yang sedang kita bangun, produktivitas pertanian akan
semakin meningkat karena distribusi air bisa menjangkau sawah tadah hujan
secara lebih merata.”
Pada Tahun Anggaran 2025, fokus pekerjaan
jaringan irigasi Bendungan Pidekso meliputi pembangunan Saluran Primer Kanan
sepanjang 6,9 km (dari total rencana 12,8 km) dan Saluran Primer Kiri sepanjang
5,8 km (dari total rencana 9,3 km). Selain itu, juga dilakukan rehabilitasi
saluran sekunder di beberapa titik, yakni di Kauman (0,588 km), Bulu (1,809
km), Sidorejo (2,305 km), Tegalharjo (2,344 km), dan Danan (1,000 km).
Lingkup pekerjaan teknis lainnya meliputi
pembangunan talang, bangunan sadap, bangunan corongan, serta perkuatan saluran
untuk memastikan distribusi air berjalan lancar. Proses pembebasan lahan juga
terus berjalan, dengan sebagian besar bidang tanah telah tervalidasi.
Dengan percepatan ini, jaringan irigasi DI
Pidekso diharapkan segera berfungsi penuh untuk mendukung ketahanan pangan dan
peningkatan kesejahteraan petani di Wonogiri.
Program kerja ini merupakan
bagian dari “Setahun Bekerja, Bergerak – Berdampak” dalam menjalankan ASTA CITA
dari Presiden Prabowo Subianto.
#SigapMembangunNegeriUntukRakyat
#SetahunBerdampak
Artikel ini juga tayang di Vritimes