DEPOK | Star7Tv – Suasana Jalan H. Kimah pada Jumat malam, (20/9), di Rangkapan Jaya Baru Kecamatan Pancoran Mas Depok, terasa berbeda. Dari kejauhan, cahaya lampu panggung berkilau, diiringi musik riang yang terdengar hingga ke jalan utama. Puluhan anak berbondong-bondong menuju lokasi, sebagian dengan kostum tari tradisional, sebagian lagi dengan pakaian kreasi modern. Wajah-wajah kecil itu terlihat sumringah, meski ada pula yang masih menahan grogi.
Terlihat, di atas panggung satu per satu tim tampil dalam parade seni. Ada yang menari dengan gerakan luwes, ada yang menyanyi dengan suara lantang, bahkan ada yang mencoba memadukan gerakan tari tradisional dengan musik masa kini. Sorak penonton dan tepuk tangan panjang menjadi energi tersendiri bagi anak-anak untuk terus percaya diri.
Inilah perayaan HUT ke-6 Forum Silaturahmi Relawan H. Edi Masturo (Forsiredi), sebuah forum yang sejak awal berdiri tak hanya menjadi ruang silaturahmi relawan, tetapi juga wadah sosial yang mencoba memberi manfaat nyata bagi masyarakat, khususnya anak diusia dini. Tahun ini, Forsiredi memilih cara berbeda: menghadirkan parade seni untuk anak-anak.
Dalam acara tersebut anak-anak, panggung, dan percaya diri, bagi sebagian besar anak, tampil di depan umum bukanlah hal mudah. Namun, parade seni Forsiredi memberikan ruang itu. “Deg-degan, tapi senang,” kata Winda, siswi kelas 5 SD, sambil merapikan kostumnya, saat ditanya media.
Baginya, naik ke panggung adalah pengalaman berharga. Dan bukan hanya Winda, puluhan anak lain juga merasakan hal serupa, mereka belajar bahwa keberanian seringkali lahir dari kesempatan kecil yang diberikan.
Tercatat ada 22 tim yang tampil, masing-masing membawa karya terbaik mereka. Meski ada kompetisi untuk memperebutkan juara satu, dua, tiga, hingga kategori favorit, suasana yang tercipta jauh dari kata tegang. Yang terlihat justru wajah ceria anak dan rasa bangga dari para orang tua.

Mengenai Parade HUT ke-6 Forsiredi, mendapatkan dukungan dari Wali Kota Depok, Supian Suri, turit hadir langsung dalam perayaan itu. Ia tak sekadar memberikan sambutan, tetapi ikut larut menikmati penampilan anak-anak. Dengan senyum lebar, ia berkali-kali bertepuk tangan menyemangati peserta.
“Malam ini kita saksikan anak-anak tampil luar biasa. Mereka punya potensi besar. Saya berharap mereka terus berprestasi dan menempuh pendidikan setinggi mungkin,” ucap Supian, diatas panggung saat penyampaian.
Lebih jauh, ia menegaskan pentingnya peran orang tua dan masyarakat dalam mendukung ruang ekspresi anak. “Talenta yang ditanam sejak dini adalah investasi masa depan. Jika kita menjaga dan mengembangkannya, Kota Depok akan memiliki generasi yang lebih gemilang,” tambahnya.
Forsiredi, forum yang hidup dari Kebersamaan
bagi Edi Masturo, Ketua Fraksi Gerindra DPRD Kota Depok sekaligus sosok di balik Forsiredi, parade seni ini adalah bukti nyata bahwa kebersamaan bisa melahirkan sesuatu yang besar.
“Parade ini dipersiapkan secara mendadak, tapi berkat dukungan relawan, acara berjalan lancar. Yang terpenting, anak-anak bisa belajar, berani tampil, dan menyalurkan bakatnya,” ujar Edi Masturi dengan nada haru.
Menurutnya, kegiatan seni tak hanya soal hiburan, tapi juga pendidikan mental. Di era digital, di mana anak-anak rentan tenggelam dalam gawai, kegiatan seperti ini menjadi ruang produktif untuk melatih kreativitas dan keberanian.
Lebih dari sekadar ulang tahun, HUT ke-6 Forsiredi bukan hanya pesta perayaan. Ia menjelma menjadi pesta rakyat kecil. Sejak sore, warga berdatangan membawa keluarga. Kursi-kursi penuh, sementara sebagian penonton berdiri di pinggir lapangan. Pedagang jajanan ikut meramaikan suasana, membuat perayaan ini terasa hangat dan akrab.
Sementara dalam suasana meriah, orang tua sibuk merekam penampilan anak-anak dengan ponsel, relawan sibuk mengatur jalannya acara, sementara anak-anak tampil dengan wajah berseri-seri. Semua itu membentuk harmoni sederhana, gotong royong, kebersamaan, dan kegembiraan.
Adapun harapan dan mimpi yang lebih besar, Edi Masturo menuturkan, parade seni ini baru awal. Ia berharap ke depan, karya anak-anak Depok bisa tampil di festival yang lebih besar, bahkan di tingkat nasional. “Anak-anak ini punya potensi besar. Kita hanya perlu memberi ruang dan kesempatan,” katanya.
Lebih dari itu, Forsiredi juga ingin menjadikan kegiatan semacam ini sebagai sarana sosial, termasuk membantu anak-anak yang membutuhkan fasilitas pendidikan. Dengan begitu, seni bukan hanya jadi hiburan, tapi juga jembatan menuju masa depan yang lebih baik.
Forsiredi telah membuktikan, bahwa forum yang lahir dari silaturahmi relawan bisa menjadi wadah nyata bagi generasi muda Depok. Dari sebuah ulang tahun sederhana, lahir mimpi besar: mencetak anak-anak kreatif yang kelak akan membawa Kota Depok menuju masa depan yang lebih cerah. (RN)