Soal Fenomena Tanah Bau dan Berasap, DLHK Sidak Bawa Sarung Tangan

Soal Fenomena Tanah Bau dan Berasap, DLHK Sidak Bawa Sarung Tangan
Petugas DLH saat sidak di lokasi bersama warga saat mengambil sample tanah yang mengandung asap berbau belerang. (dok. Star7Tv/foto Roni)

DEPOK | Star7Tv — Fenomena tanah berasap dan berbau belerang di Jalan Raya Bogor, Tapos, Depok, Rabu (13/8), justru mengungkap kelemahan fatal Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Depok. Instansi yang seharusnya menjadi garda terdepan menjaga kualitas lingkungan ini datang ke lokasi tanpa membawa peralatan sama sekali, hanya menggunakan sarung tangan untuk mengambil sample tanah.

Putra, salah satu anggota tim DLHK yang hadir di lokasi, mengaku hanya menjalankan instruksi atasan untuk mengambil sample tanah. “Maaf, saya hanya diperintah atasan, takut salah kalau jelasin,” ujarnya singkat kepada Star7Tv.

Perlu diketahui, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) adalah instansi pemerintah daerah yang bertugas melaksanakan kebijakan dan program di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Namun dengan fenomena yang terjadi, warga heran menyoroti kesiapan petugas DLH Depok yang hadir tanpa fasilitas memadai.

Situasi ini kontras dengan tim dari Pertamina dan Brimob yang hadir lengkap dengan peralatan canggih. Mereka langsung melakukan uji lapangan dan bahkan menunjukkan hasilnya saat itu juga. “Siang tadi Pertamina bawa alat untuk cek apakah tanah tercemar bensin atau tidak. Setelah dites, hasilnya aman,” tutur Epic, warga yang pertama kali melaporkan kejadian ini.

Ironisnya, Budiman, Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Penaatan Lingkungan (P3L) DLHK Depok, mengaku baru tahu kejadian ini dari video viral di TikTok, padahal lokasi hanya berjarak sekitar 500 meter dari kantornya. Lebih mengejutkan lagi, ia terang-terangan menyebut DLHK sama sekali tidak memiliki alat untuk menguji kualitas tanah maupun udara. “Kita nggak ada alat sama sekali. Kalau mau cek, kita pakai pihak ketiga, Bang,” katanya blak-blakan saat terkonfirmasi tim.

Ketiadaan fasilitas dasar ini menimbulkan pertanyaan besar: bagaimana DLHK bisa menjalankan tugasnya secara efektif jika peralatan pun tak ada? Tanpa kemampuan uji lapangan, mereka hanya bisa jadi penonton ketika masalah lingkungan terjadi, sementara warga menunggu kepastian.

Absennya laboratorium dan peralatan di DLHK Depok menjadi sinyal darurat bagi pemerintah kota. Tanpa kesiapan teknis, ancaman terhadap kesehatan dan lingkungan bisa telat terdeteksi dan saat itu, penyesalan tak akan berguna. (RN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *