Star7tv.com, Banten 9 mei 2025 Oleh: Arwan (Insan yang dituduh Pengkhianat)Sungguh sebuah fakta yang tak terbantahkan kehadiran PIK 2 menjadi ‘mainan’ baru dalam kerangka pembangunan yang penuh persepsi. Berapa ratus Orang kini terjebak dalam lautan kebencian seakan tak mau melihat samudera yang luas penuh pesona.
Saya menyebutnya sebagau tuduhan tak etis, dimana keberpihakan Saya dengan kelompok Saya dianggap sebagai sebuah pengkhianatan terhadap nilai perjuangan. Mendukung ataupun Menolak adalah perilaku yang Sah asal tidak dibumbui dengan kiasan verbal yang menuduh seseorang sebagai musuh bersama. Sejak Khozinudin (Kuasa Hukum Said Didu) memproklamirkan diri menuduh Saya sebagai Pengkhianat membuat sebagian Orang mendikte keberpihakan Saya.
Sejumlah narasi dituduhkan kepada Saya dengan Nuansa Minor (Negatif) penuh kebencian yang membabi buta. Sehingga kebencian yang dibuat ini memaksa para netizen menuduh Saya seolah pelaku kejahatan yang wajib dipadamkan dengan cara-nya.
Beredar Video Ancaman kepada Saya baik dari Akun Mahesa hingga Akun Tubagus Romli menandakan bahwa kita sedang miskin etika, miskin perbendaharaan mental, belum siap berbeda pandangan hingga mengacaukan oral.
Seolah mengetengahkan simbol Agama dengan menafikan sikap kasar, Kini para Penolak PIK 2 menghamba pada Birahi ingin melenyapkan Nyawa manusia hanya soal beda Pandangan (Terbayang jika beda keyakinan beragama).
Dogma soal keberpihakan kepada investasi yang dikerjakan oleh PIK 2 memaksa para pendukung dikerdilkan dengan membangun ruang amarah publik. Silahkan chek berapa diksi yang dilekatkan kepada Saya soal keberpihakan Saya pada Investasi yang dilakukan PIK 2. Umpatan ‘Jongos Aguan’ hingga Makian dengan meminjam nama binatang tercecer di media sosial memengaruhi khalayak soal kecenderungan akan dukungan yang tak berdasar yang hanya mementingkan nilai Pragmatisme dalam pandangan pihak yang menolak Investasi.
Agama hanya dijadikan tameng tanpa membaca riwayat Rasulullah SAW yang sesungguhnya telah menjadi tauladan bagi Kita semua.
Salah satu sikap Rasulullah ialah berlaku moderat terhadap manusia lain dari sisi manapun. Moderasi dalam Islam sering disebut dengan istilah wasathiyyah. Konsep ini mengacu pada sikap seimbang dan tidak berlebihan dalam segala aspek kehidupan.
Silahkan di baca dalam Surat Al Baqarah Ayat 143 umat Islam dituntut untuk menjadi umat yang seimbang, tidak ekstrem dalam menjalankan agama, tetapi juga tidak abai terhadap kewajiban-kewajiban agama. Dalam konteks moderasi beragama, sikap wasathiyyah berarti menghindari fanatisme dan kekerasan dalam menjalankan agama serta mampu menerima perbedaan sebagai bagian dari sunnatullah (ketetapan Allah).
Dalam haditsnya, Rasulullah SAW juga menekankan pentingnya sikap moderat. Beliau bersabda:
“Hindarilah oleh kalian sikap berlebihan dalam agama, karena sesungguhnya yang membinasakan orang-orang sebelum kalian adalah sikap berlebihan dalam agama.” (HR. Ahmad).
Sikap berlebihan atau fanatisme dalam agama sering kali menjadi sumber konflik, baik di dalam umat Islam sendiri maupun dengan pemeluk agama lain. Oleh karena itu, Rasulullah SAW mengajarkan kepada kita untuk bersikap moderat dan tidak berlebihan dalam menjalankan agama.
Toleransi beragama adalah salah satu aspek paling penting dalam kehidupan Rasulullah SAW. Beliau menunjukkan sikap toleran terhadap pemeluk agama lain, baik dalam urusan sosial, politik, maupun spiritual. Sebagai pemimpin masyarakat Madinah yang majemuk, Rasulullah SAW memberikan hak-hak penuh kepada komunitas non-Muslim, seperti Yahudi dan Nasrani, untuk menjalankan agama mereka tanpa paksaan.
Para ulama telah banyak membahas tentang pentingnya moderasi dan toleransi dalam menjalankan agama. Salah satu ulama yang sangat menekankan hal ini adalah Imam Al-Ghazali. Dalam karyanya, “Ihya ‘Ulumuddin”, beliau menyatakan bahwa agama harus dijalankan dengan sikap tengah-tengah, tidak boleh condong ke arah yang ekstrem. Menurut Al-Ghazali, sikap ekstrem dalam agama justru akan menjauhkan seseorang dari esensi ajaran Islam yang penuh dengan kasih sayang dan kedamaian.
Sikap para Penolak terhadap Investasi sesungguhnya sudah tidak mencerminkan perilaku Rasulullah, jangankan soal Investasi yang berbeda keyakinan saja Rasulullah SAW mengajarkan kedamaian tanpa harus berfikir Ekstrim sehingga membuat kegaduhan.
Pengusaha seperti Aguan yang membangun Banten dengan berbagai penolakan dan tuduhan mendzolimi masyarakat Banten adalah tuduhan keliru tak berdasar! Tuduhan tersebut menyasar pada para Pendukung Investasi yang menjadi Project Aguan di PIK 2 tanpa melibatkan diri pada perilaku Tabayun dengan sikap Toleransi yang diajarkan Rasulullah SAW.
Moderasi dan toleransi beragama yang diajarkan oleh Rasulullah SAW merupakan landasan penting dalam membangun masyarakat yang harmonis dan damai. Sikap wasathiyyah atau moderasi adalah jalan tengah yang menjaga kita dari sikap ekstrem dalam menjalankan agama, sedangkan toleransi adalah wujud nyata dari kasih sayang dan penghormatan terhadap perbedaan. Dalam konteks peringatan Maulid Nabi, kita perlu merefleksikan bagaimana sikap moderasi dan toleransi ini dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam kesimpulannya Saya (Arwan) sedang meneladani sikap Rasulullah SAW yang bersikap Adil pada Manusia lain yang ingin membangun di Banten tanpa merusak tatanan kehidupan warga Banten.
PT Agung Sedayu Group telah taat pada Aturan Positif dengan mengantongi izin resmi dari pemerintah, menunjukkan keberpihakan dengan memberikan bantuan kepada masyarakat Banten melalui CSR-nya, Menghormati keyakinan beragama dengan menyediakan Tempat Ibadah Umat Islam! Dan Tidak Memaksa warga Banten untuk ikuti keyakinan Ia dalam menjalankan Agama dan kepercayaannya.
Mari dukung Investasi dengan tangan terbuka dan riang gembira, soal kekeliruan yang menghambat pembangunan kita sama sama selesaikan untuk mengamputasi para Oknum perusak citra PT Agung Sedayu Group.
(Adi kurniawan)