DEPOK | Star7Tv – Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Komisi IV Bidang Pembangunan bersama Anggota DPRD Jabar F-PKB Dapil VIII (Depok–Bekasi), M. Faizin, S.E., melaksanakan kegiatan “Dewan Menyapa Warga Berbasis Budaya” di lapangan Pemuda Pratama, pada Jumat (5/12/2025) di RW 11 Tanah Baru, Kota Depok.
Kegiatan ini menjadi sarana dialog langsung antara legislatif dan masyarakat sekaligus upaya penguatan budaya lokal. Dalam sambutannya, M. Faizin menekankan bahwa budaya merupakan akar penting dalam kehidupan masyarakat dan perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah daerah maupun provinsi.
Ia juga menyampaikan apresiasi atas kehadiran tokoh masyarakat, LPM, ketua RT/RW, karang taruna, pegiat sanggar budaya, serta Fraksi PKB Kota Depok yang turut mendukung kegiatan tersebut.
“Budaya adalah akar kehidupan masyarakat. Jika akar budaya hilang, identitas dan jati diri juga akan hilang. Karena itu, budaya harus dijaga, dilestarikan, dan dikembangkan sesuai perkembangan zaman,” ujar Faizin saat penyampaian di panggung bekerjasama dengan Sanggar Benda Ulung Depok.
Sementara itu, Program sapa warga yakni upaya DPRD Jabar untuk Penguatan Budaya, dengan cermat Faizin menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan program baru DPRD Provinsi Jawa Barat yang diselenggarakan setiap tiga bulan. Program ini dimaksudkan untuk memperkuat komunikasi antara anggota dewan dan masyarakat melalui pendekatan budaya. Langkah tersebut selaras dengan visi Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang dikenal memiliki kepedulian tinggi terhadap pelestarian budaya.
Ia juga menegaskan pentingnya koordinasi antara pemerintah kota, provinsi, dan pusat dalam menjaga keberlangsungan tradisi lokal.
“Apa yang belum dapat dikerjakan pemerintah kota akan dilengkapi oleh provinsi. Prinsip pembangunan harus saling mendukung dan berkesinambungan,” jelasnya.
Mengenai sektor budaya sebagai media penguatan nilai, dalam kesempatan tersebut, Faizin mengangkat kembali nilai-nilai akulturasi budaya yang telah lama berkembang di Nusantara. Ia mencontohkan bagaimana para Walisongo menggunakan pendekatan budaya dalam menyebarkan nilai-nilai keislaman tanpa intimidasi atau pemaksaan terhadap masyarakat.
Menurutnya, tradisi seperti wayang, seni Betawi, tahlilan, dan berbagai ritual sosial lainnya merupakan bagian dari akulturasi yang perlu dijaga karena sejalan dengan nilai kebaikan dan kebersamaan yang dianjurkan agama.
“Tradisi yang baik termasuk anjuran dalam ajaran Islam. Maka budaya tidak boleh diabaikan, apalagi ditinggalkan,” tambahnya.
Tak hanya menjaga kebudayaan, dorongan transformasi budaya ke ranah digital, Faizin juga menyoroti pentingnya modernisasi dalam pelestarian budaya melalui pemanfaatan media digital. Ia mendorong sanggar dan pelaku seni di Depok untuk aktif memproduksi konten budaya melalui platform-platform digital seperti YouTube dan TikTok.
“Dunia digital tidak mengenal batas ruang dan waktu. Ketika seni diproduksi secara konsisten, ia dapat menjangkau penonton internasional sekaligus memberikan nilai ekonomi bagi para pelaku budaya,” ungkapnya.
Ia juga menyediakan tenaga konsultan digital untuk membantu para pelaku budaya memahami teknik produksi konten, live streaming, hingga strategi promosi daring. Adapun komitmen PKB untuk Depok, di akhir kegiatan, Faizin menyatakan bahwa PKB siap mendorong pembangunan pusat-pusat budaya hingga tingkat kelurahan di Kota Depok. Langkah ini bertujuan memastikan bahwa budaya lokal tetap hidup dan diwariskan kepada generasi berikutnya.
“Kita berharap budaya Depok kembali menjadi kebanggaan masyarakat. Pelestarian budaya adalah tanggung jawab bersama agar identitas dan jati diri daerah tetap kokoh,” tutup Faizin.
Kegiatan “Dewan Menyapa Warga Berbasis Budaya” berlangsung lancar dan mendapat apresiasi positif dari warga serta para pemangku kepentingan yang hadir. (RN)












